Pengamat Sebut Dugaan Makar Sekda Kota Bekasi Berindikasi Politik Kekuasaan
Sekretaris Daerah Kota Bekasi, Rayendra Sukarmadji
Kabartiga.com, Bekasi – Pengamat Administrasi Negara dan Kebijakan Publik, Bagong Suyoto, menyayangkan adanya dugaan makar yang dilakukan Sekretaris Daerah Kota Bekasi terhadap Penjabat Wali Kota Bekasi, Ruddy Gandakusumah.
Menurutnya, hal itu semestinya tidak dilakukan oleh Rayendra Sukarmadji yang akan memasuki masa pensiunnya pada 1 Agustus 2018 nanti.
“Sebagai birokrat, seharusnya tahu posisinya itu ditugaskan untuk mengabdi pada negara dalam hal ini Pemerintahan dan Rakyat. Namun tidak bisa dipungkiri, birokrat tingkat atas sering bermain politik praktis. Sekda Kota Bekasi sudah mempengaruhi sejumlah Kepala SKPD untuk mendapatkan keinginannya, ternyata dia sudah menceburkan diri dalam urusan politik praktis pada Pilkada Kota Bekasi 2018,” pungkasnya, Kamis (31/5/2018).
Sekda Kota Bekasi merupakan jabatan tertinggi pada tatanan birokrasi Aparatur Sipil Negara (ASN). Tak heran, jika jabatannya tersebut sering digunakan untuk kepentingan pribadi atau golongannya.
“Ini Pilkada, jelas untuk memenangkan Pilkada ini, tampaknya sedang dimainkannya networking kekuasaaan. Sungguh sangat disayangkan permainan itu semakin terlihat ke permukaan. Hari ini Rakyat Kota Bekasi mengetahui itu. Benar-benar birokrasi sedang bermain politik praktis. Ini berbeda dengan birokrasi senyatanya,” ujar Bagong.
Bagong mengatakan, seharusnya perbuatan itu tidak dilakukan oleh seorang Sekda. Meskipun ada pilihan yang dipilihnya nanti. Adapun yang harus dilakukan Rayendra dalam pilkada ini adalah memberikan kepercayaan kepada masyarakat, bahwa Pemerintahan bersih dari poltik praktis dan tidak menggiring para ASN melakukan makar.
“Seharusnya kan seperti itu, mewujudkna prinsip-prinsip good governance. Tujuan good governance itu harus diutamakan, sebagai upaya pelayanan kepada rakyat Kota Bekasi,” terangnya.
“Saya menekankan pentingnya pemahaman peran sejati birokrat hanya untuk mengabdi pada negara dan rakyat, dengan wajah yang humanis dan berkeadilan,” sambung Bagong.
